Procrastination, Kebiasaan Suka Menunda Pekerjaan (Tim Nunggu Deadline Baru Dikerjain)

#Sakinah Menulis-Pertarungan yang tersulit adalah bertarung melawan diri sendiri, terutama rasa malas dan lalai. Hal ini kurasakan di bulan Agustus ini. Entah karena memang terlalu banyak hal yang kukerjakan, aku jadi tidak bisa menentukan prioritas, mengedepankan "mood", dan berdalih dengan alasan "me time". Pada akhirnya aku harus mengakui kalau yang kutunda-tunda selama ini adalah pekerjaanku sendiri. Kalau sampai tidak selesai, yang merugi diriku sendiri. Jujur, bersantai dalam tekanan deadline itu GAK ENAK. Asli, menyiksa dan syukur-syukur gak Sad Ending, hiks hiks.
 
Kenali Gejala Procrastination atau Prokrastinasi Lebih Dulu
 
Tentu saja, tidak semua sikap menunda pekerjaan itu adalah procrastination. Namun bila sering kali dilakukan, maka bisa jadi kamu mengidap procrastination atau prokrastinasi. Yaitu kebiasaan mengesampingkan pekerjaan, menelantarkan deadline dengan banyak dalih. Pada akhirnya, akan menjadi habits yang buruk dan akan terus berulang tanpa disadari. Menunda-nunda pekerjaan ini ternyata berdampak besar pada produktivitas kita, hingga mempengaruhi kesehatan mental kita.
 
Karena itu, sebelum mencari cara menghindarinya mari kita ketahui lebih dulu, alasan mengapa kebiasaan menunda pekerjaan ini bisa terjadi, serta dampak-dampak yang ditimbulkannya terhadap kondisi mental kita. Berangkat dari pengalaman pribadiku, aku punya 4 Alasan Cenderung Menunda Pekerjaan :
 
1. Takut Gagal
Overthinking (OVT) itu nggak baik ya dek ya. 😁 Karena bayang-bayang tidak dapat menyelesaikan pekerjaan tepat waktu, atau hasilnya bakal tidak sesuai harapan, justru melemahkan pikiran kita dana membuat kita jadi enggan memikirkan tugas itu. Padahal, belum tentu kita tidak bisa mengerjakannya. Jika hasilnya tidak sesempurna yang kita harapkan, toh setidaknya kita sudah berjuang. Ingat, menangis ketika kalah itu lebih baik daripada menangis karena tidak mencoba berusaha sama sekali. Jadi, daripada mikir yang tidak-tidak, sudahlah, kerjakan saja ya. Yok bisa yok.
 
2. Kurangnya Motivasi
Jangan berharap Tim Cheerleader bakal datang ke rumahmu untuk menyemangatimu. Dorongan motivasi ini harus kamu temukan sendiri secara personal, atau bahkan kamu bisa membuat janji dengan reward dan punishment. Misalnya, jika tugas ini berhasil aku kerjakan, aku bakal beli makanan favoritku. Atau jika sampai tugas ini tidak selesai, aku tidak boleh minum kopi selama 1 minggu. Tapi karena Juri dalam permainan ini adalah kamu sendiri, bersikap jujur ke diri sendiri itu penting lho. Istilahnya self talk. Kamu bisa kok mencari tahu hal apa yang paling memotivasi dirimu untuk bekerja. Kalau aku sendiri, motivasiku itu anakku. Bermalasan artinya rezeki mampet, kalau sampai mampet, bisa boncos, anakku mau dikasih makan apa? Nah cara berpikir ini membuatku bangkit lagi untuk kembali bekerja dengan rajin.
 
3. Perfeksionisme
Terlalu sempurna itu gak baik, percayalah. Kita semua pasti senang dengan hasil yang benar-benar maksimal. Tapi kalau terus ingin yang terbaik, akhirnya menghambat kita untuk maju karena hanya menerima hasil yang ideal. Maka sebelum bekerja, jangan harapkan hasil yang sempurna, tapi ganti dengan pikiran kalau pekerjaan ini akan aku upayakan dengan maksimal.
 
4. Manajemen Waktu yang Buruk
Berleha-leha itu dimulai dari kemalasan mencatat dan menaati jadwal. Ketika kita lengah, musuh hadir dan menyerbu. Seperti itulah waktu menebas kebebasan kita. Jika ingin punya waktu luang, maka buatlah skala prioritas antara bekerja dan bersantai. Mengatur waktu dengan membuat schedule akan sangat mempermudah hidup kita. Percayalah.
 

Apakah Ada Dampak Menunda Pekerjaan Terhadap Kesehatan Mental
Tentu saja, kebiasaan menunda-nunda pekerjaan ini akan berdampak negatif pada kondisi mental seseorang. Pasalnya, fakta bahwa pekerjaan yang dibebankan kepada kita tak bisa siap tepat waktu akan terus menghantui kita. Inilah 3 dampaknya yang aku rasakan saat menuruti hawa nafsu procrastination
 
1. Gampang Stres dan Cemas
Jangan dipikir kalau tidak dikerjakan artinya santai, salah cuy. Yang ada aku semakin stress, tertekan bahkan cemas. Rasa dikejar-kejar waktu ini bisa menimbulkan kecemasan yang berlebihan.
 
2. Rasa Percaya Diri Anjlok
Ketika pekerjaanku gagal karena terbentur deadline, aku benar-benar menyesal dan kecewa. Aku jadi mulai meragukan kemampuan diriku sendiri, dan ini dapat mempengaruhi self-esteem. Jadi jangan sampai kamu merasakannya juga ya.
 
3. Kehilangan Kesempatan
Part terburuk yang aku rasakan dari kebiasaan menunda ini adalah melewatkan kesempatan-kesempatan penting, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Hal ini bisa memicu perasaan penyesalan dan frustrasi, yang pada gilirannya memperburuk kondisi mental. Maka sejak kejadian itu, aku berusaha untuk melakukan sesuatu sesegera mungkin.
 
Bagaimana Cara Mengatasi Kebiasaan Menunda Pekerjaan,
Apakah Seorang Procrastinator Bisa Berubah?
Tentunya kebiasaan menunda pekerjaan memerlukan kesadaran dan usaha yang konsisten. Jika ditanya apakah seorang Procastinator bisa berubah, maka jawabannya bisa. Asalkan keinginan itu datang dari dalam dirinya sendiri. Berikut beberapa tips yang kulakukan, semoga bisa membantu:
 
1. Buat Rencana yang Jelas
Sejak kejadian itu, aku selalu mencatat dan membuat jadwal dan tenggat waktu yang realistis. Aku bahkan membuat alarm di ponselku untuk setiap hari deadline agar dapat konsisten. Selain itu, aku berusaha mengerjakannya dari bagian yang paling mendesak atau yang paling mudah.
 
2. Atasi Rasa Takut Gagal
Takut boleh, tapi jika perasaan itu terus muncul maka akan menghambat kreativitas dan produktivitas kita saat bekerja. Daripada takut gagal, mending persiapkan yang terbaik.
 
3. Cari Tahu Motivasi Personal
Mencari alasan pribadi yang bisa mendorong kita untuk menyelesaikan tugas, itu sangat penting. Ketika sudah tahu tujuan, manfaat dan apa yang akan terjadi bila tugas itu selesai, maka hati menjadi lebih bertekad.
 
4. Kelola Stres dengan Baik
Cara mengelola stres bukan dengan bersantai saja, tapi bisa juga dibantu dengan berolahraga, meditasi, bahkan terapi. Menjaga aliran pikiran tetap jernih, akan membuat otak berfungsi lebih baik dalam bekerja. Aku sendiri mengatasi stresku dengan ibadah, menonton film favorit, makanan favorit dan bermain dengan anak.
 

Sampailah kita pada simpulan, dimana sikap menunda-nunda pekerjaan adalah kebiasaan buruk yang harus dibuang. Mencoba menghindar dengan melalaikan waktu, adalah sikap yang bisa berdampak negatif untuk kesehatan mental kita. Aku berharap, dengan lebih mengenali kebiasaan ini, kita semakin mampu mengendalikan diri dan menata pekerjaan kita tetap produktif dan efektif.
 
Kamu sendiri bagaimana? Pernahkah terjebak dalam kebiasaan prokrastinasi ini?


Ditulis oleh : Sakinah Annisa Mariz

18 comments

  1. Tulisan ini sebagai cambuk ke diri sendiri yang menulis mepeeet sekali dengan DL. Untung saja bisa dikejar, tapi jangan dibiasain ah. Prepare dari yang kecil-kecil, makanya aku kalau mau kerjain tulisan, aku mulai dari yang paling mudah yaitu ngedraft dulu deh pokoknya. Buat kerangka tulisan dengan infografisnya dulu, jadi nanti tulisannya bisa ikut ngalir.

    Kalau kamu gimana? Share di bawah ya

    ReplyDelete
  2. "Ah, masih lama" itu biasanya kalimat ajaib utk alasan menunda kerjaan
    Ga sadar time bukan lagi run, tapi udah fly... tau2 dedline, hiyaaa
    Siapa orangnya? Akuuu juga begitu..
    Tapi sekarng udah mulai dikurangin dikit2. Aplagi yang ada punishmentnya udah bakalan langsung diselesaikan.
    Thx tips2nya, Kin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Samaa kayak aku kak. Yg paling herannya kita tuh ga pernah kapok ya balapan sm waktu. Udah tau ga enak bgt dikejar DL, tp tetep aja ada niat buat nantilah itu nantilah itu. Hehe. Efek jeranya dikit kalii

      Delete
  3. Parah sih mmg penyakit ini, klo kk lebih ke manajemen waktu yg buruk, at least keter ngerjain semua bareng. Mmg hrs di kurang-kurangi penyakit ini. Mksh info bagus nya ya kinah ❤️❤️❤️

    ReplyDelete
  4. Berasa kena tabok ya. hahahahah
    aku kurang motivasi dan manajemen waktu yang buruk keknya.

    ReplyDelete
  5. Ou, that's so me. 😁😁😁

    Udah dari dulu2 tahu kenapa, dan udah dari dulu2 juga tahu juga cemana cara ngatasinya, tapi kok ya tetap aja gitu ya? 🤣. Dah akut.

    ReplyDelete
  6. Si paling proscatination, kalau bisa besok kenapa harus sekarang? Tapi abis itu kelabakan sendiri.

    ReplyDelete
  7. Sepakat bangetttt aku kalau tema tulisan ini penting banget untuk meningkatkan kesadaran pribadi. Aku pun berusaha setiap saat untuk keluar dari zona penunda ini. Pelan pelan mengelola stres dan ekspektasi.

    ReplyDelete
  8. Yang paling berat itu kalo kebiasaan menundanya udah akut 😥
    Semoga kita bisa ngasih prioritas benar setiap harinya ya (ngomong sama diri sendiri) wkwkw

    ReplyDelete
  9. Temukan Motivasi
    Sejauh ini itu aku banget, kalo mau masak aku liat-liat dulu video masak-masak.
    Kalau mau bebersi aku liat dulu video orang bebersi rumah yg udah sekian lama ditinggal pemiliknya yang boarding disorder.

    Baru rasa rajin itu menular wkkwkwkw

    ReplyDelete
    Replies
    1. Apalah dayaku yang mau tidur tontonannya Auri Katarina, haha sama suka kali yang gini-gini

      Delete
  10. sebenarnya tahu, prokastinasi ini gk baik dn sangat merugikan, tp susah banget utk di lawan. hiks. makasi kak kin atas tulisannya setidaknya jd penyegaran utk bbrp hr ke depan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul sekali kak, memang kalau udah jadi kebiasaan semuanya akan terasa biasa saja..hahaha

      Delete
  11. kak, aku bagi desain canva nya ya tntg prokastinasi ini. menarik dan mudah dipahami.

    ReplyDelete
  12. Aku struggling banget dengan prokrastinasi ini karena takut gagal, perfeksionis, dan manajemen waktu yang buruk. Beberapa bulan terakhir ini aku menerapkan hal yang sama seperti tips kakak jelasin di artikel. Aku coba buat prioritas dan belajar mengelola stress dengan journaling. Meskipun belum kelihatan hasil yang signifikan, alhamdulillah sekarang aku merasa lebih baik dan lebih produktif dengan lebih sering nulis blog.

    ReplyDelete
  13. Nah, kekuranganku itu manajemen waktu, Kak. Jadi, semua pekerjaan yang sudah direncanakan matang² jadi tertunda², bahkan gagal karena manajemen waktuku yang riweh.

    ReplyDelete

Mohon tidak meninggalkan link hidup di kolom komentar. Terima kasih.

Literasi Digital